Kegiatan Belajar 4
PENCAHAYAAN
4.1 Pendahuluan
Baiklah,
setelah mempelajari kegiatan belajar 1 – 3 ini, kini Anda akan di ajak
menyelami masalah yang paling utam dlaam Fotografi. Benar! Ini adalah masalah
pencahayaan. Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan pencahayaan? Jika tidak,
berarti Anda tepat sekali untuk mulai membuka, membaca dan belajar pada
kegiatan belajar 4 ini. Selamat membaca
dan berkarya!
Tujuan
Instruksional Umum
Setelah
mempelajari penggalan modul ini, Anda diharapkan dapat memahami masalah
pencahayaan dan beberapa aspek yang berperan penting dalam proses penciptaan
karya foto Anda.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, Anda diharapkan
mampu:
·
Menjelaskan pencahayaan dalam
fotografi
·
Menyebutkan sumber cahaya dalam
fotografi
·
Membedakan
tiga kategori kualitas sinar (intensitas cahaya)
·
Menyebutkan
7 macam arah datangnya sinar / pencahayaan
·
Menjelaskan
hubungan antara bukaan difragma, kecepatan rana dan iso film dengan pencahayaan
·
Mempraktekkan
proses pencahayaan yang Anda inginkan dengan menggunakan kamera SLR
4.2 Uraian dan Contoh
A. CAHAYA
DALAM FOTOGRAFI
Seperti yang Anda ketahui dari
kegiatan belajar sebelumnya, bahwa memotret tidak mungkin dilakukan dalam
keadaan gelap gulita, jika Anda menginginkan hasil yang maksimal. Untuk itu memang harus ada sinar atau
cahaya yang masuk ke dalam kamera. Nah, unsure cahaya inilah yang menentukan
bagus tidaknya hasil pemotretan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pencahayaan
dalam fotografi adalah hal yang mutlak dan harus ada.
Fotografi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana “menggambar” atau
merekam dengan bantuan cahaya atau sinar dengan hasil foto atau potret. Cahaya
sendiri dapat dikatakan sebagai salah satu bahan dasar dalam proses
“menggambar” itu. Tanpa ada cahaya maka suatu gambar atau karya fotografi tidak
akan tercipta.
Tahukah
Anda ada berapa pencahayaan dalam fotografi?
Pencahayaan
dapat dibagi dalam dua garis besar, yaitu:
1. Pencahayaan untuk sekedar dapat
menghasilkan gambar dalam fotografi, atau
yang lebih Anda kenal dengan Exposure.
2. Pencahayaan untuk dramatisasi dalam
fotografi, atau kita beri nama tata cahaya (lighting
set up)
EXPOSURE
Exposure di sini berkaitan dengan
kecepatan film (ASA), diafragma pada lensa, dan kecepatan shutter kamera.
Pencahayaan di sini hanya sekedar untuk menghasilkan gambar yang tidak under atau over exposure, ini adalah pencahayaan yang sangat dasar dalam
fotografi. Walaupun demikian, Anda jangan
Meremehkannya,
karena exposure yang tepat sangatlah mutlak untuk menghasilkan foto yang baik.
Hal ini berlaku oleh yang baru belajar fotografi hingga yang sudah ahli.
TATA CAHAYA (LIGHTING SET UP)
Biasanya kita menggunakan tata cahaya di dalam
studio. Walaupun tidak jarang ada yang menggunakannya di luar gedung atau
studio. Tata cahaya ini dipakai, setelah anda menguasai exposure yang benar
guna menghasilkan gambar yang memeberi kesan artistik ataupun dramatik. Untuk
itu anda harus mengetahui arah datangnya sinar/cahaya. Karena dalam tata cahaya
kita bermain dengan arah datangnya sinar.
Bagaimana proses terciptanya suatu karya fotografi
?
Proses tersebut terjadi pada saat film yang
mempunyai bahan peka cahaya di dalam kamera tersinari dan merekam warna cahaya
dari suatu benda yang melintasi kamera. Image yang terjadi pada film negatif
karena adanya cahaya yang mengenai dan “melukai”nya sehingga menimbulkan
bekas-bekas tertentu. Film memang materi yang dibuat peka cahaya. Namun agar
film dapat merekam image dengan baik, harus ada aturan-aturan tertentu.
Aturan pertama adalah, cahaya harus datang dengan terarah. Ini adalh tugas lensa. Yaitu
memindahkan suatu image tiga dimensi ke dalam badan kamera agar terekam dalam
bentuk dua dimensi. Tanpa lensa, tidak ada kamera yang bisa bekerja untuk
fotografi.
Aturan kedua adalah, jumlah cahaya yang masuk harus pas dengan keadaan film yang
terpasang. Dengan demikian untuk mendapatkan jumlah cahaya yang pas, Anda harus
mengetahui pula asal sumber cahaya, intensitas cahaya, serta arah
dari sinar atau cahaya itu datang mengenai objek. Hal inilah yang
nanti akan kita bahas pada point berikutnya.
B. SUMBER CAHAYA
Mtahari, bulan, bintang, api, lilin, senter, lampu
pijar, neon, lampu kilat (flash) studio, dan pantulan cahaya benda mengkilat
dapat dikatakan sebagai sumber-sumber cahaya.
Sumber-sumber
cahaya itu dikategorikan sebagai berikut ini :
- Sumber cahaya
alam
Yaitu sumber cahaya yang berasal dari
Yang Maha Kuasa, biasanya memiliki cahaya yang lebih kuat. Misalnya : matahari,
bulan, bintang, dll.
- Sumber cahaya
buatan
Yaitu sumber cahaya yang dapat dibuat
atau diciptakan oleh manusia. Misalnya : lampu pijar, neon, lampu kilat, lilin,
lentera, api, dll.
C. KUALITAS CAHAYA
Kualitas
cahaya dapat diartikan sebagai tingkat kekuatan sinar yang dilepaskan oleh
sumber cahaya. Tingkat kekuatan sinar ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
- Keras
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna
cahaya yang kontras antara gelap dan terang.
- Sedang
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna
cahaya lembut antara gelap dan terang.
- Lemah
Sinar ini dapat menimbulkan nada warna
cahaya baur/tidak kentara antara terang dan gelap.
D. ARAH CAHAYA
Yaitu
arah datang sinar dari suatu sumber cahaya terhadap obyek yang berada tepat di
depan kamera. Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya sinar, antara
lain :
- Sinar depan/muka
Yaitu sinar yang datang dari muka
obyek dan berada di depan, sejajar atau di belakang pemotret. Sinar ini akan
menimbulkan kesan 2 dimensi pada muka obyek. Jika sinar yang datang terlalu
kuat, biasanya akan membentuk bayangan silang di bawah dagu obyek. Hal ini
dapat dihilangkan dengan diberikannya reflektor sebagai penambahan cahaya.
Sinar ini dimanfaatkan sebagai sinar pengisi.
- Sinar belakang (Back
Light)
Sinar yang datang dari arah belakang
obyek atau mengarah ke kamera. Sinar ini dimanfaatkan untuk menimbulkan kesan
dramatis (menimbulkan efek aura) dari belakang dan biasanya dapat menimbulkan
siluet atau obyek depan menjadi gelap. Terkadang terjadi apa yang dinamakan flair,
yaitu masuknya sinar bias langsung kedalam lensa yang terlalu kuat. Hal ini
dapat diantisipasi dengan cara :
- Mengarahkan cahaya tidak terlalu di belakang
obyek, tetapi berada agak atas (miring) yang disebut hair lighting.
- Menggunakan cahaya pengisi (Fill in) atau
reflektor
- Menambah pencahayaan Light meter lebih dari 2 stop
- Sinar samping (Side
Light)
Sinar yang datang dari samping obyek. Sinar ini
dimanfaatkan untuk mendapatkan dimensi terang dan gelap sisi muka obyek yang
menghadap kamera.
- Sinar atas
Sinar yang datang dari atas obyek.
Sinar ini dimanfaatkan untuk menyinari bagian atas suatu obyek sehingga
terkadang akan menimbulkan bayangan gelap yang keras pasa sisi-sisi bawah
obyek.
- Sinar kunci
Sinar yang datang dengan kuat dari
arah 45 derajat samping depan atas obyek, Sering dimanfaatkan pada pemotretan
model studio yang menimbulkan kesan 3 dimensi.
Masuknya cahaya ke dalam kamera bisa
diibaratkan mengisi ember dengan air yang melalui keran. Besarnya ember,
besarnya bukaan keran dan lamanya mengisi, saling berkait satu dengan yang
lain. Kalau embernya besar jelas akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Namun
kalu membuka kerannya makin lebar, waktu mengisipun menjadi semakin singkat.
Nah, besarnya ember ini ibarat ISO film yang anda pakai. Makin rendah ISO film
yang anda pakai, makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Jadi
film dengan ISO 100 membutuhkan pencahayaan yang lebih banyak dibandingkan film
dengan ISO 400.
Dengan kata lain, film dengan ISO 400
lebih peka cahaya dibandingkan film ISO 100. Makin tinggi ISO sebuah film
(makin tinggi angka ISOnya) makin peka film itu terhadap cahaya. Untuk
pemakaian sehari-hari, film yang paling sesuai adalah film dengan ISO 100, 200
atau 400. Film dengan ISO rendah biasanya dapat anda pakai untuk keperluan
artistik yang membutuhkan ketajaman detil atau untuk foto-foto yang akan
dicetak dalam ukuran yang sangat besar.
Sedangkan film dengan ISO tinggi
umumnya dipakai untuk pemotretan dalam kondisi redup (namun tidak boleh
menggunakan lampu kilat), misalnya foto-foto olahraga atau pertunjukan opera.
Namun, anda jangan menggunakan ISO film yang tinggi ini, jika anda tidah ingin
hasil cetak perbesaran anda menjadi buruk, karena film ISO tinggi mempunyai
resolusi yang buruk, yang mempunyai butiran-butiran kasar jika diperbesar. Jadi
jelaslah bahwa pemilihan ISO film harus disesuaikan dengan keinginan anda dan
suasana saat momen atau peristiwa itu terjadi.
Oleh karena itu, bukaan diafragma
(kecepatan rana) ISO film, sangat berpengaruh dalam pemotretan. Kesalahan dalam
satu “unsur” saja, bisa dipastikan akan mempengaruhi hasil pemotretan.
Tips untuk anda :
1.
Ada 2 titik penting guna memulai pengaturan pada kamera
anda yang masih menyangkut tentang pencahayaan yaitu :
Apakah kamera yang anda
gunakan dilengkapi dengan pengukur cahaya ? atau kamera yang anda gunakan sudah
tidak dilengkapi oleh pengukur cahaya, atau pengukur cahaya pada kamera anda
sudah tidak berfungsi lagi ?
Bagaimana cara
mengatasinya, jika terjadi hal ini? Jangan bingung! Pertama, sebenarnya anda
masih bisa memotret dengan sangat baik jika kamera ini hanya sebagai kamere
kedua. Artinya, ada kamera lain berpengukur cahaya yang dipakai bersamaan.
Penyetelan kamera yang tanpa pengukur cahaya bisa meniru penyetelan lainnya.
Namun kalau kamera tanpa pengukur cahaya itu hanya satu-satunya, anda dapat memekainya
dengan beberapa catatan :
1) Sebaiknya
anda memotret dengan film negatif yang mam pu bertoleransi kesalahan
pencahayaan sampai dengan dua stop (ingat penjelasan megenai hal ini di
kegiatan belajar sebelumnya).
2) Anda
harus tau betul ISO film yang anda pakai saat memotret.
3) Sebaiknya
cara ini (tanpa pengukur cahaya) hanya dipakai untuk memotret di alam terbuka
saja pada cahaya matahari.
4) Saran
selanjutnya, anda harus siap kalau beberapa foto anda sama sekali tidak bisa
dipakai akibat kesalahan pencahayaan yang terlalu parah.
Dengan
pengukur cahaya anda akan lebih mudah menemukan setelan yang cocok dengan lebih
akurat. Yang harus diingat adalah, setelan ISO pada kemera harus benar sesuai
dengan ISO film yang anda pakai. Kalau sampai salah, sia-sia saja pengukur
cahaya yang ada.
Cara menggunakan pengukur cahaya :
Pada
suatu kesempatan rana yang anda pilih, sambil mengarahkan lensa ke arah
sasaran, lihatlah pada indikator pengukur cahaya yang berada di dalam kamera
anda. Putar gelang diafragma sampai pengukur cahaya mengatakan sesuai. Umumnya
pengukur cahaya memberikan info dalam bentuk tanda plus (yang artinya over),
dan minus (yang artinya under) atau angka 0 (yang artinya tepat). Setelah
pengukur cahaya mengatakan OK, anda dapat mengubah-ubah kombinasi setelan sesuai
dengan kebutuhan.
4.3.
Rangkuman
● Cahaya merupakan unsur terpenting dalam
fotografi karena ia sebagai salah satu bahan dasar yang mendukung terciptanya
suatu karya fotografi yang dapat menimbulkan suatu kesan tertentu.
·
Sumber cahaya terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Sumber cahaya alam
2.
Sumber cahaya buatan
·
Pencahayaan secara garis besar terbagi atas :
1.
Exposure
2.
Tata cahaya
·
Kualitas cahaya dibagi menjadi 3 kategori :
1.
Keras 2. Sedang 3. Lemah
·
Dalam pemotretan dikenal beberapa arah datangnya
sinar, yaitu :
1. Sinar depan,
2. Sinar belakang, 3.
Sinar samping, 4. Sinar atas
5. Sinar kunci, 6.
Sinar back ground, 7. Sinar baur
·
Pencahayaan sangat berhubungan erat dengan hasil
foto yang baik. Hal ini diantaranya dengan kesesuaian cara pengaturan bukaan
diafragma, kecepatan rana dan ISO film yang digunakan.
·
Kamera yang memiliki pengukur cahaya, lebih
mudah dalam mengkombinasikan setelan awal dalam memotret suatu peristiwa
tertenu dalam suasana tertentu pula.
4.4.
Latihan 4
Untuk
menhetahui sejauh mana pemahaman nada tentang pencahayaan, kerjakamlah tugas
berikut ini dengan jujur !
1. Mengapa
pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi ?
2. Apa
yang dimaksud dengan Exposure ?
3. Apa
bedanya exposure dengan tata cahaya ?
4. Berapa
sumber cahaya yang anda ketahui ?
5. Apakah
maksud kualitas cahaya seimbang ?
Tes Formatif 4
Beri tanda
silang pada huruf B jika benar dan S jika salah menurut anda pada pernyataan
berikut ini !
1. B
– S Sinar
belakang dimanfaatkan untuk menimbulkan efek aura disekitar siluet obyek.
2.
B – S Flair
maksudnya adalah masuknya
bias sinar tidak
langsung ke dalam lensa.
3. B – S Mengatasi flair
hanya bisa diantisipasi
dengan mengggunakan cahaya pengisi (fill in) atau reflektor.
4. B – S Ukuran
setelan pada bukaan diafragma mempengaruhi
unsur cahaya
yang masuk.
5. B – S Film yang
ISOnya lebih rendah,
membutuhkan sedikit
cahaya
dibandingkan film dengan ISO yang tinggi.
6. B – S Film dengan ISO tinggi
biasanya dipakai untuk foto-foto
olah raga
dan pertunjukan opera.
7. B – S Film denga ISO rendah
dimanfaatkan untuk mengabadikan
momen
yang membutuhkan
ketajaman detil.
8. B – S Kecepatan rana 1/125 detik lebih cepat dari
kecepatan rana 1/60 detik.
9. B – S Untuk
mencegah kondisi under,
sebaiknya anda mengganti film
dengan ISO yang lebih tinggi.
10. B – S Makin besar bukaan diafragma, maka makin blur
latar belakang fotonya.
4.5. Umpan Balik
Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan 4 dan tes
formatif 4 yang ada pada modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda
terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus :
Tingkat
penguasaan = Jumlah jawaban anda yang
benar
x 100
15
Arti tingkat penguasaan yang
anda capai :
90 % - 100 % = baik
sekali
80 % - 89 % =
baik
70 % - 79 % =
sedang
< 70 % =
kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas anda dapat
meneruskan dalam kegiatan belajar 5. Bagus ! Tetapi jika tingkat penguasaan
anda masih di bawah 80% anda harus mengulangi kegiatan belajar 4. Terutama pada
uraian yang belum anda kuasai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar