Sabtu, 26 April 2014

Tips teknik cara foto kembang api

Tips teknik cara foto kembang api  

Bagaimana cara dan teknik untuk mendapatkan sebuah foto kembang api yang spektakuler dan sempurna? Marilah kita diskusikan lebih lanjut cara2 untuk memotret kembang api, agar bisa dicoba pada malam tahun baru nanti!
Tips_Teknik_Foto_Kembang_Api--6

Pakailah tripod

Hal yang terpenting untuk menangkap momen kembang api dan merekam keindahannya dalam sebuah foto adalah menggunakan tripod. Kita akan bermain dengan kecepatan yang sangat pelan, yaitu sekitar 3-4 detik, jadi butuh untuk menjaga kestabilan kamera. Di bawah adalah contoh di mana fotografer tidak memakai tripod, dan kecepatan yang tepat, dan menghasilkan foto yang kurang memuaskan.
IMG_2326

Pakai mode “BULB” pada kamera digital DSLR

Inti dari foto kembang api adalah untuk dapat merekam cahaya yang dikeluarkan tiap percikan kembang api tersebut, jadi “timing” kita sangatlah kritis untuk mendapatkan gambar yang sempurna. Contoh di atas juga menunjukkan bahwa fotografer telat menekan tombol shutter, dan akhirnya gambar kembang apinya jadi mirip rambutan! Jadi usahakan agar memencet tombol shutter sesaat sebelum kembang api nya meletus di udara. Letusan pertama biasa disebabkan karena ledakan untuk meluncurkan kembang api tersebut, maka bersiaplah untuk menekan tombol shutter. Tekanlah shutter sesaat sebelum kembang api tersebut meletus dan mengembang. Ini membutuhkan beberapa kali latihan dan cobalah untuk mendapat ritme berapa lama setelah ledakan pertama untuk menekan tombol shutter.
Satu hal yang optional tapi bisa membantu mendapatkan sebuah foto kembang api yang sempurna, yaitu menggunakan “remote trigger”. Ini adalah alat yang dihubungkan ke kamera melalui kabel ataupun wireless, agar kita bisa menekan tombol shutter tanpa menyentuh kamera sendiri. Kadang dengan menekan tombol shutter di kamera, tekanan tersebut sendiri dapat menggoyang kamera, dan hasil foto tidak akan maksimal. Jika anda melihat foto2 anda hasilnya mirip dengan foto berikut, maka cobalah untuk menekan tombol shutter dengan lebih lembut, atau usahakan agar kamera tidak bergerak sama sekali.
Dalam setting-an bulb, shutter akan terbuka pada saat anda menekan tombol shutter, dan akan tertutup dan berhenti merekam cahaya pada saat anda melepaskannya. Jadi sang fotografer harus cermat dalam timing kapan menekan dan melepaskan trigger/tombol shutter tersebut. Hal ini cuman bisa dikembangkan dengan latihan berkali2. Untungnya acara kembang api biasanya berlanjut untuk beberapa menit, jadi banyak lah waktu untuk ber-eksperimen.
Fireworks

Jangan hanya foto kembang api nya saja!

Ini adalah tip yang paling penting, karena dengan ini anda bisa membuat sebuah foto kembang api yang jauh lebih menarik dan unik. Dengan menambahkan foreground, background ataupun elemen lain yang ada di sekitar tempat pemotretan, anda pasti akan menghasilkan karya yang lebih baik. Contoh2 berikut meng-ilustrasikan teknik ini, di mana fotografer2 nya telah menambahkan beberapa elemen lain dan dipadukan dengan kembang api nya

Rabu, 16 April 2014

Semua Istilah Dalam fotografi

Berikut ini adalah daftar istilah dalam fotografi:


A
  • A : Auto, yaitu simbol untuk pilihan fasilitas otomatis. Bila selector diputar ke posisi auto maka bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis.
  • AF :  Auto Focus, yaitu cara kerja kamera yang fokus otomatis tanpa mengharuskan user memutar sendiri penemu fokus (jarak).
  • AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Biasanya digunakan untuk pemotretan kegiatan olahraga.
  • Angle of view : sudut pemotretan.
  • Aperture diafragma :  lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
  • Artificial light : cahaya yang sengaja dibuat manusia untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll.
  • ASA : American Standar Assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah amerika.
  • Auto Program Programed Auto (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan high speed (kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek fokus lensa.
B
  • Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang datang dari belakang objek. Efek cahaya ini bisa merugikan fotografer sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
  • Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
  • Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang.
  • Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam pemotretan.
  • Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma.
  • Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
  • Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat).
  • Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal).
  • Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus) yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Biasanya digunakan oleh fotografer berkacamata.
C
  • C : Continuous, Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (biasanya 3 bingkai per detik).
  • Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi-sembunyi.
  • CCD : Charge Couple Device, yaitu chip pengganti filmyang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
  • Center of focus : pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest.
  • Center weight : pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
  • Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa. Berfungsi untuk menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari berbagai bahaya jamur.
  • Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
  • Color balance : keseimbangan warna.
  • Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang).
  • Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada objek.
D
  • Density : densitas atau kepekatan dalam fotografi. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
  • Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
  • Diaphragm : diafragma, yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan.
  • Distortion : distorsi atau penyimpangan bentuk. Biasanya terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar.
F
  • Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat
  • Film : Media untuk merekam gambar.
  • Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
  • Film transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, pers, dll.
  • Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang dipasang pada ujung tabung lensa.
  • Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap.
  • Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan.
  • Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat.
  • Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
  • FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
G
  • GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma.
H
  • High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
  • High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
  • High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
  • Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
  • Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik.
I
  • Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
  • Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi objek.
  • Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
  • Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
  • ISO : singkatan dari international standart organization.
J
  • JIS : singkatan dari japan industrial standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti asa digunakan di Jepang.
L
  • Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
  • Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal.
  • Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya.
  • Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
  • Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
  • Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
  • LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
M
  • Macro : Makro, saran untuk pemotretan jarak dekat. Makro akan menghasilkan rekaman objek (pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1).
  • Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan objek).
  • Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
  • Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
  • Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari.
  • Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot
  • Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar
  • Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu
  • Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
  • MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual.
  • Microphotography : yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
  • Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
N
  • ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
  • Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
  • Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
O
  • Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik.
  • Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb)
  • Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total.
  • Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
  • Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis.
P
  • Polarizing Color Filter : Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
  • Polarizing Conversion Filter : Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B).
  • Polarizing Fider Filter : Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu.
  • Polarizing Circular Filter : Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter.
  • Polarizing Filter : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap.
  • Pop Up Flash : Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
R
  • Rana : Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
  • Rana Celah : Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera.
  • Rana Pusat : Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma.
  • Rembrandt Lighting : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat.
  • Remote : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
  • Resolution : Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
  • Retouch : Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.
  • Reverse Adapter : Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek.
S
  • Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
  • Self Adjusting : Penyesuaian (diri).
  • Self Timer : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan.
  • Sepia Toner : Pewarna coklat/sawo.
  • Sequence : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
  • Sharpness : Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik.
  • Side Lighting : Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri – 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera.
  • Single Lens Reflect : Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma.
  • Single Point Reading : Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
  • Slave Unit : Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
  • Small Format Camera : Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan.
  • Snapshoot : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu.
  • Snoot : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio.
  • Soft Focus Len : Lensa yang berdaya lukis lembut.
  • Sonar Autofocus : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.
  • Special Effect : Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.
  • Spectrum : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
  • Speedlight : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
  • Speedo Solarisasi : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
  • Stereo Camera : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus.
  • Still Life : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
  • Subtractive : Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
  • Super Wide Lens : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll.
T
  • Table-Stand : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
  • Texture : Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan, merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan “rasa” seperti halus, kasar, mengkilat, dll.
  • Tele Converter : Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang.
  • Tele Lens : Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek.
  • Test Strip : Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.
  • Tilt Head : Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat.
  • Timer Switch : Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
  • Top Light : Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto.
  • Transparan :Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
  • Translusen : Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
  • Transparancy : Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
  • Tripod : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas).
  • Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
  • Through the Lens Metering : Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering).
  • Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
  • Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa.
V
  • Vario Focal Lens : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser.
  • Vario Lens : Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah.
  • Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
  • View Camera : Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam.
  • View Finder : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
W
  • Waist Level Finder : Pembidik sebatas pinggang.
  • Warm Tone : Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
  • Watt/ Second (W/S) : Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN.
  • Wide Angle Lens : Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang.
  • Wide Shoot : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen.
  • Wireless TTL : Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
  • Worm Eye : Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah.
Z
  • Zone System : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
  • Zoom Lens : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi.
  • Zoom Blur : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
  • Zooming Ring : Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.
Maaf cuman itu saja yang saya tau :)

Macam - Macam Penahayaan

1. PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64)
photo-of-the-spin-machine-dj-hardy-for-rent-par-64
  • Berisi bohlam PAR 64 dengan kapasitas 1000 Watt
  • Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62 (flood)
  • Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi peletakan dan keperluan dari acara tersebut
  • Terbuat dari aluminium
  • Terdiri dari 2 warna, yaitu hitam dan silver
  • Dilengkapi dengan filter frame
  • Biasanya disertakan juga warna dari filter tersebut

2. Flood halogen/CYC
Halogen-Flood-Light
  • Berisi bohlam halogen dengan kapasitas 1000 Watt
  • Biasanya digunakan untuk menerangi area panggung atau area audience





3. Fresnel
Fresnel
  • Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt
  • Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai untuk keperluan studio TV, yang membutuhkan kejernihan hasil gambar yang dihasilkan oleh kamera video


Minggu, 13 April 2014

Three Point Lighting

Three-Point Lighting


Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi, video, film, dsb. Metode ini adalah sistem dasar pencahayaan yang digunakan secara luas karena sederhana dan dapat menonjolkan subyek dari latar belakang. Dengan menggunakan tiga posisi terpisah, kita dapat menerangi subyek dan juga mengendalikan (atau menghilangkan seluruhnya) bayangan yang dihasilkan oleh pencahayaan langsung. Tiga komponen dari pencahayaan tiga titik adalah key lightfill light, dan back light.

Three-Point Lighting
Key Light
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45o) sehingga satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap. Key light adalah yang membuat subyek nampak tetapi tidak memiliki detail bayangan yang bagus dan menghasilkan gambar yang tidak alami dan memiliki kontras yang tinggi.
Fill Light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45o). Sumber cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.
Back Light
Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk pencahayaan subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang atau lebih redup dari key light; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup pada subyek dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light menambah kedalaman gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi tiga dimensi.

Mendiskripsikan Apa Itu Point Of interest ( POI )

Point Of Interest (POI) dalam fotografi

Kadang karena terlalu semangat dan kagum atas pemandangan alam yang kita lihat,,,langsung deh, jepret. Eh pas melihat hasilnya, kok hasil fotonya seperti ada yang kurang…tidak ada gregetnya gi tu loh.salah satu sebab hasil foto tidak ada gregetnya adalah karena tidak ada  “sesuatu yang dijadikan pusat perhatian”, dalam istilah foto disebut Point of Interest (POI). Fungsi POI adalah membantu penikmat hasil foto kita untuk menemukan “apa sih sebenernya” yang ingin kita sampaikan pada mereka. Ada titik untuk berhenti ketika pemirsa menikmati foto kita. Ada pusat perhatian, dari hasil foto kita….POI sangat penting ketika foto pemandangan, karena banyak sekali elemen dalam foto pemandangan. Dengan adanya POI pada foto pemandangan, seolah-olah membantu pemirsa untuk dapat menikmati seluruh elemen-elemen yang ada secara teratur dan runut, dimulai dari atau bahkan diakhir dengan POI.
Kita bisa menetapkan POI dari apa saja (benda hidup atau mati), yang penting ia sesuatu yang unik dibandingkan dengan seluruh elemen dalam foto kita. Banyak fotografer landscape profesional menentukan POI berdasarkan:  uniknya bentuk suatu benda; warnanya yang cerah/berbeda ; manusia ; kecerahan.
POI harus dibentuk secara sengaja oleh kita sebagai fotografernya…..sehingga ini “tugas berat” kita untuk selalu menentukan atau mencari POI untuk setiap foto pemandangan yang akan kita buat… selamat berburu POI
in-the-morning
Mata ini, terbimbing melihat rumah dulu,,,baru elemen foto lainnya
mandalawangi
sebuah mushola kecil, bagus sekali dimasukan dalam elemen foto ini..ia terpilih menjadi POI.
ranca-upas-06
tenda yang berwarna biru begitu mencolok, sehingga pas dijadi POI.
pantai-krakal1
ini jenis foto dengan POI yang sering kita gunakan,,,siapa lagi kalau bukan manusia….

Mengenal Arah Cahaya





Mengenal Arah Cahaya


Dalam fotografi, darimana arah cahaya jatuh ke subyek akan sangat mempengaruhi bagaimana foto terlihat. Arah cahaya menentukan karakter cahaya itu sendiri sekaligus menentukan kesan dan dimensi yang ingin di timbulkan pada subyek sehingga secara keseluruhan membentuk foto kita. Arah cahaya, baik alami (sinar matahari) maupun dari sumber cahaya buatan (flash) bisa dibagi menjadi lima, yakni front light, back light, top light dan side light. Mari kita bahas satu persatu:

Front Light (Cahaya Depan)

Front light arah cahaya
Front light artinya sumber cahaya ada di depan subyek yang di foto sehingga biasanya sumber cahaya ada di belakang kamera kita. Cahaya depan bisa datang lurus terhadap subyek, seperti kalau kita menghadap ke matahari saat sunrise di pantai. Cahaya depan juga bisa membentuk sudut, seperti saat kita menghadap matahari jam 10 siang. Dengan flash, kita bisa membuat front light tepat di depan wajah atau membentuk sudut terhadap wajah. Mayoritas foto dihasilkan dengan sumber cahaya yang ada di depan subyek.

Side Light (Cahaya Samping)

Dune
Cahaya mengenai subyek dari samping kiri atau kanan. Cahaya samping ini memberi kesan dimensional yang kuat sehingga banyak dipakai pada foto arsitektur atau landscape pada foto diatas. Pencahayaan dari samping juga akan menguatkan tekstur sebuah subyek seperti bisa anda lihat pada permukaan gurun diatas. Juga kalau memotret wajah, jerawat akan makin diperkuat kalau kita menggunakan side light. Foto side light biasanya akan bagus saat dipakai memotret hitam putih.

Back Light (Cahaya Belakang)

Back light terjadi saat kita memotret subyek dengan sumber cahaya yang berasal dari belakangnya, dengan kata lain sumber cahaya ada didepan kamera namun dibelakang subyek. Saat kita memotret sebuah subyek yang membelakangi matahari, misalnya memotret teman yang menghadap ke timur pada jam 4 sore maka akan terjadi back light. Dengan membelakangi sumber cahaya, seringkali kita menghasilkan siluet seperti dibawah ini:
where gravity got lost
Mayoritas foto backlight akan menonjolkan bentuk dan profil sebuah subyek foto. Anda bisa membaca tips foto siluet disini, dan bagaimana caramenghasilkan foto backlight untuk portrait disini.

Cahaya Atas (Top Light) dan Down Light

Cahaya atas atau bawah jarang kita pakai karena menghasilkan foto yang kurang bagus, contoh foto top light adalah saat kita memotret saat jam 12 siang. Foto wajah yang dibuat jam 12 siang akan menghasilkan bayangan kantong mata yang membuat tampang teman kita terlihat jelek.
Top light arah cahaya

Jika kalian Belum Mengerti Buka Link Yang berisi Video Berikut :
Teknik Cahaya
Point Lighting
Basic lighting

Memahami Apa Itu DOF



Memahami Aperture & Depth of Field


Setiap kali berbicara tentang fotografi dan kamera, kata-kata aperture serta depth of field akan sering sekali keluar. Nah dalam artikel ini belfot akan mencoba membantu anda memahami aperture dan depth of field sehingga cukup jelas bagi pemula.

Memahami Aperture

Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka. Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka f-stop semakin kecil lubang terbuka.
apertureJadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8 berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan sempit berarti makin besar angka f-nya.

Memahami Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.
PICT0235_mdUntuk mendapatkan DOF yang lebar gunakan setting aperture yang kecil, misalkan f-22 (makin kecil aperture makin luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas. Sementara untuk mendapat DOF yang sempit, gunakan aperture sebesar mungkin, misal f/2.8 – lihat contoh foto dibawah.
PICT0236_mdKonsep Depth of Field ini akan banyak berguna terutama dalam fotografi portrait dan fotografi makro, namun sebenarnya semua spesialisasi akan membutuhkannya


Jika Kalian Masih Belum Mengerti Buka Link Yang Berisi Video Berikut :
Depth Of Field